Gadgetail.com – Dengan berdirinya pabrik kedua ini, Vivo ingin menjadikan Indonesia sebagai basis produksi terbesar di Asia Tenggara. Dimana permintaan ponsel Vivo dari kawasan Asia Tenggara akan di impor dari Indonesia, bukan lagi dari China.
Namun bukan hanya pabrik, Vivo menunjukkan keseriusannya dengan berencana membangun pusat riset dan pengembangan alias R&D Center di tanah air. Jika terealisasi, ini akan menjadi pusat riset Vivo yang kedelapan di dunia.
Sebelum ini Vivo memiliki pusat riset di Beijing, Shenzhen, Hanzou, Nanjing, Chang’an di China, serta San Diego dan Sillicon Valley di Amerika Serikat.
Dengan hadirnya pabrik kedua dan pusat riset di Indonesia Vivo akan mendorong perekonomian Indonesia. Negara ini memang menjadi pasar yang penting bagi Vivo, terutama karena Indonesia adalah pasar smartphone terbesar di Asia Pasifik.
Leave a Reply