Meski begitu, Huawei akan tetap membanderol ponsel ini dengan harga yang terjangkau dengan kalangan pelajar, mahasiswa dan orang-orang yang baru beralih ke smartphone sebagai sasarannya. Hal ini jelas akan menjadikan “Batik Phone” sebagai ‘Mercedes’-nya ponsel kelas bawah dari Huawei.
Hsu juga mengatakan “Batik Phone” selain tersedia di Indonesia juga akan tersedia di negara lain dengan profil pengguna yang sama. Mengenai pemasarannya, Indonesia menjadi negara kehormatan yang pertama kali akan menjadi tujuan pemasaran ponsel ini.
Dari kabar lain yang selama ini telah beredar, ponsel batik ini kemungkinan bakal menggunakan nama Y3 dan dibanderol dengan harga kurang dari Rp 1 juta. Kabar itu juga menyebutkan pemasarannya akan dimulai sekitar 1-2 minggu ke depan.
Leave a Reply